CONTOH SOAL TENTANG KERAJAAN HINDU DI INDONESIA
1.
Jelaskan
Penggolongan masyarakat dalam kehidupan masyarakat kutai!
·
Brahmana
Brahmana merupakan golongan pendeta dan rohaniwan dalam suatu masyarakat, sehingga
golongan tersebut merupakan golongan yang paling dihormati. Dalam ajaran Warna,
Seseorang dikatakan menyandang gelar Brahmana karena keahliannya dalam bidang
pengetahuan keagamaan. Jadi, status sebagai Brahmana tidak dapat diperoleh
sejak lahir. Status Brahmana diperoleh dengan menekuni ajaran agamasampai seseorang layak dan diakui sebagai
rohaniwan.
·
Ksatriya
Ksatriya merupakan golongan para bangsawan yang menekuni bidang pemerintahan
atau administrasi negara. Ksatriya juga merupakan golongan para kesatria
ataupun para Raja yang ahli dalam bidang militer dan mahir menggunakan senjata. Kewajiban golongan Ksatriya adalah
melindungi golongan Brahmana, Waisya, dan Sudra. Apabila golongan Ksatriya melakukan
kewajibannya dengan baik, maka mereka mendapat balas jasa secara tidak langsung
dari golongan Brāhmana, Waisya, dan Sudra.
·
Waisya
Waisya merupakan
golongan para pedagang, petani, nelayan, dan profesi lainnya yang termasuk
bidang perniagaan atau pekerjaan yang menangani segala sesuatu yang
bersifat material, seperti misalnya makanan, pakaian, harta benda, dan sebagainya. Kewajiban
mereka adalah memenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) golongan Brahmana,
Ksatriya, dan Sudra.
·
Sudra
Sudra merupakan golongan para pelayan
yang membantu golongan Brāhmana, Kshatriya, dan Waisya agar pekerjaan mereka dapat
terpenuhi. Dalam filsafat
Hindu, tanpa
adanya golongan Sudra, maka kewajiban ketiga kasta tidak dapat terwujud. Jadi
dengan adanya golongan Sudra, maka ketiga kasta dapat melaksanakan kewajibannya
secara seimbang dan saling memberikan kontribusi
·
Paria dan
Candala
Paria dan
Candala terdiri dari para budak belian dan orang-orang yang dikeluarkan dari
kasta karena melanggar aturan-aturan yang berlaku.
2.
Jelaskan
bahwa kerajaan tarumanegara sudah mengenal konsep gotong royong!
Raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya
untuk membangun saluran air di Sungai Gomati sepanjang 6122 tombak atau sekitar
12 km. Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar bagi
masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir
disaat musim penghujan. Selain itu juga digunakan sebagai irigasi pertanian
serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di Kerajaan
Tarumanegara dengan dunia luar dan daerah-daerah di sekitarnya.
3.
Bagaimanakah
nilai yang dapat dinilai dan relevasikan dalam kehidupan sekarang dari aspek
politik dari kerajaan holing!
Dalam berita Cina disebut adanya raja atau Ratu Sima, yang
memerintah pada tahun 674 M. Beliau terkenal sebagai ratu yang tegas, jujur
dan bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas, hal ini terbukti pada saat
raja Tache ingin menguji kejujuran rakyat Kaling. Diletakkanlah suatu
pundi-pundi yang berisi uang dinar di suatu jalan. Sampai tiga tahun lamanya
tidak ada yang berani mengambil.
4.
Sebutkan
peninggalaan dari kerajaan mataram kuno(kitab,bangunan,arca)!
1. Candi Gatutkaca
Candi Gatotkaca adalah salah satu
candi Hindu yang berada di Dataran Tinggi Dieng, di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini terletak di
sebelah barat Kompleks Percandian Arjuna, di tepi jalan ke
arah Candi Bima, di seberangMuseum Dieng Kailasa. Nama Gatotkaca sendiri diberikan
oleh penduduk dengan mengambil nama tokoh wayang dari cerita Mahabarata.
2. Candi Bima
3. Candi Dwarawati
4. Candi Arjuna
4. Candi Semar
6. Candi Puntadewa
Ukuran Candi Puntadewa tidak terlalu besar, namun candi ini tampak lebih
tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur bersusun setinggi sekitar 2,5 m.
Tangga menuju pintu masuk ke dalam ruang dalam tubuh candi dilengkapi pipi
candi dan dibuat bersusun dua, sesuai dengan batur candi. Atap candi mirip
dengan atap Candi Sembadra, yaitu berbentuk kubus besar. Puncak atap juga sudah
hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga
terdapat relung kecil seperti tempat menaruh arca. Pintu dilengkapi dengan
bilik penampil dan diberi bingkai yang berhiaskan motif kertas tempel.
7. Candi Sembrada
8. Candi
Srikandi
Candi ini terletak di utara Candi Arjuna. Batur candi setinggi sekitar 50 cm
dengan denah dasar berbentuk kubus. Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik
penampil. Pada dinding utara terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu, pada
dinding timur menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan menggambarkan
Brahma. Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap candi sudah rusak
sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya.
9. Candi Gedong Songo
9. Candi Gedong Songo
Candi Gedong
Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan
buah candi. Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun1804 dan merupakan peninggalan budaya
Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi). Candi ini
memiliki persamaan dengan kompleks Candi Diengdi Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian
sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin
(berkisar antara 19-27 °C)
10. Prasasti Canggal
Prasasti Kalasan, ditemukan di
desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis dalam huruf Pranagari
(India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan
suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas
permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan
untuk para Sanggha (umat Budha).
Prasasti Mantyasih, ditemukan di
Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno.
Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja Mataram yang
mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran,
Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi
dan Rakai Watuhumalang.
Prasasti Klurak, ditemukan di
desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa
Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yang
bergelar Sri Sanggramadananjaya
5.
Jelaskan
silsilah dinasti isyana!
Pertentangan
di antara keluarga Mataram, tampaknya terus berlangsung hingga masa
pemerintahan Mpu Sindok pada tahun 929 M. Pertikaian yang tidak pernah berhenti
menyebabkan Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan dari Medang ke Daha (Jawa
Timur) dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Isyanawangsa. Di samping
karena pertentangan keluarga, pemindahan pusat kerajaan juga dikarenakan
kerajaan mengalami kehancuran akibat letusan Gunung Merapi. Berdasarkan
prasasti, pusat pemerintahan Keluarga Isyana terletak di Tamwlang. Letak
Tamwlang diperkirakan dekat Jombang, sebab di Jombang masih ada desa yang
namanya mirip, yakni desa Tambelang. Daerah kekuasaannya meliputi Jawa bagian
timur, Jawa bagian tengah, dan Bali.
Setelah
Mpu Sindok meninggal, ia digantikan oleh anak perempuannya bernama Sri
Isyanatunggawijaya. Ia naik takhta dan kawin dengan Sri Lokapala. Dari
perkawinan ini lahirlah putra yang bernama Makutawangsawardana. Makutawangsawardana
naik takhta menggantikan ibunya. Kemudian pemerintahan dilanjutkan oleh
Dharmawangsa. Dharmawangsa Tguh yang memeluk agama Hindu aliran Waisya. Pada
masa pemerintahannya, Dharmawangsa Tguh memerintahkan untuk menyadur kitab
Mahabarata dalam bahasa Jawa Kuno. Setelah Dharmawangsa Tguh turun takhtah ia
digantikan oleh Raja Airlangga, yang saat itu usianya masih 16 tahun. Hancurnya
kerajaan Dharmawangsa menyebabkan Airlangga berkelana ke hutan. Selama di hutan
ia hidup bersama pendeta sambil mendalami agama. Airlangga kemudian dinobatkan
oleh pendeta agama Hindu dan Buddha sebagai raja. Begitulah kehidupan agama
pada masa Mataram Kuno. Meskipun mereka berbeda aliran dan keyakinan, penduduk
Mataram Kuno tetap menghargai perbedaan yang ada.
Setelah
dinobatkan sebagai raja, Airlangga segera mengadakan pemulihan hubungan baik
dengan Sriwijaya, bahkan membantu Sriwijaya ketika diserang Raja Colamandala
dari India Selatan. Pada tahun 1037 M, Airlangga berhasil mempersatukan kembali
daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Dharmawangsa, meliputi seluruh Jawa
Timur. Airlangga kemudian memindahkan ibu kota kerajaannya dari Daha ke
Kahuripan.
Pada
tahun 1042, Airlangga mengundurkan diri dari takhta kerajaan, lalu hidup
sebagai pertapa dengan nama Resi Gentayu (Djatinindra). Menjelang akhir
pemerintahannya Airlangga menyerahkan kekuasaanya pada putrinya Sangrama Wijaya
Tungga- Dewi. Namun, putrinya itu menolak dan memilih untuk menjadi seorang
petapa dengan nama Ratu Giriputri.
Airlangga
memerintahkan Mpu Bharada untuk membagi dua kerajaan. Kerajaan itu adalah
Kediri dan Janggala. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya perang saudara
di antara kedua putranya yang lahir dari selir. Kerajaan Janggala di sebelah
timur diberikan kepada putra sulungnya yang bernama Garasakan (Jayengrana),
dengan ibu kota di Kahuripan (Jiwana). Wilayahnya meliputi daerah sekitar
Surabaya sampai Pasuruan, dan Kerajaan Panjalu (Kediri). Kerajaan Kediri di
sebelah barat diberikan kepada putra bungsunya yang bernama Samarawijaya
(Jayawarsa) dengan ibu kota di Kediri (Daha), meliputi daerah sekitar Kediri
dan Madiun.
Kerajaan
Kediri adalah kerajaan pertama yang mempunyai sistem administrasi kewilayahan
negara berjenjang. Hierarki kewilayahan dibagi atas tiga jenjang. Struktur paling
bawah dikenal dengan thani(desa). Desa ini terbagi menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dipimpin oleh seorang duwan.Setingkat
lebih tinggi di atasnya disebut wisaya, yaitu sekumpulan dari
desa-desa. Tingkatan paling tinggi yaitu negara atau kerajaan yang disebut
dengan bhumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar